Anda sudah selesai membaca sebuah karya tentang studi agraria? Tuliskan kembali ringkasan bacaan Anda dan kirimkan ke : studiagraria@gmail.com. Kami akan memuatnya di situs ini. Dan, mari kita membicarakannya.

Minggu, 07 Maret 2010

Transnasional Agrarian Movements: Confronting Globalization

Diedit oleh Saturnino M. Borras Jr, Marc Edelman, dan Critobal Kay
Diterbitkan pertama kali tahun 2008 oleh Willey-Blackweell, UK
Tebal halaman: 361

Penyumbang Naskah: Noer Fauzi Rachman

Buku ini adalah sebuah bunga rampai. Terdiri dari 12 tulisan dari 18 orang kontributor. Beberapa tulisan dikerjakan berdua atau bertiga. Sebelum menjadi sebuah buku seperti ini, ia adalah special doubled issue dari Journal of Agrarian Change, Volume 8, Issue 2/3 yang terbit pada bulan April 2008

Gerakan agraria transnasional atau transnasional agrarian movements atau yang dalam buku ini disebut singkat dengan TAMs saja adalah sebuah manifestasi dari politik perlawanan agraria di masa kini. Inilah topik utama buku. Para kontributor saling berbagi pemahaman mengenai TAMs dengan metode dan subyek yang sangat beragam baik dalam hal letak geografi, waktu, dan lingkup politik.

Karena itu pula, buku ini bisa disebut sebagai rujukan terkini dan sangat tepat bagi mereka yang tengah melakukan studi mengenai gerakan-gerakan agraria kontemporer di negeri-negeri selatan global south (istilah yang dinilai lebih memadai ketimbang underdeveloped contries, developing countries, ataupun third word countries) Mengapa? Karena di dalamnya memuat sejumlah pertanyaan yang patut dipertimbangkan oleh para peneliti sebelum mulai bekerja. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah:

1. Apa saja ciri-ciri struktur agraria yang merupakan alas dari munculnya (atau tidak munculnya) gerakan-gerakan agraria
2. Apa basis sosial dari gerakan-gerakan agraria yang bisa dikaji lebih dalam. Kelas sosial, kelompok, dan sektor mana yang mereka sungguh-sungguh terwakili, yang diklaim sebagai terwakili, atau yang tidak mereka wakili.
3. Apa saja isu dan tuntutan yang dikedepankan
4. Apa saja isu yang mempersatukan - dan juga yang memecah-belah - gerakan agraria itu serta apa sebabnya.
5. Bagaimana pencapaian dari (wacana dan) kampanye serta aksi-aksi kolektif gerakan itu dari waktu ke waktu dalam mengubah (atau tidak mengubah) struktur agraria sebagaimana yang dicita-citakan.

Sementara bagi yang hendak meneliti gerakan-gerakan agraria transnasional dari balik meja - atau dengan kata lain merujuk pada literatur studi-studi gerakan sosial dan studi-studi agraria, buku ini menyarankan tema-tema seperti:

1. Keterwakilan dan agenda gerakan-gerakan agraria transnasional itu
2. Strategi-strategi politik dan bentuk-bentuk aksi kolektifnya
3. Akibat-akibat yang dihasilkannya, baik dalam membantu partisipannya memahami apa yang dihadapi maupun dalam mempersatukan (atau memecah-belah) para partisipannya itu,
4. Gerakan-gerakan agraria transnasional sebagai arena aksi dari berbagai gerakan agraria nasional atau sub-nasional,
5. Keragaman kelas dari para partisipan maun yang diwakilinya, dan
6. Dinamika dari pembangunan aliansi gerakan-gerakan agraria transnasional itu.

Semua pertanyaan dan tema itu dapat ditemukan pada tulisan pertama yang dikerjakan oleh ketiga editor buku yaitu Saturnino M. Borras Jr, Marc Edelman, dan Cristobal Kay. Ke sebelas tulisan berikutnya adalah contoh tulisan yang diinspirasi (sebagian dari) pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas serta konteks kekinian dari gerakan agraria transnasional.

Salah satu contoh karya yang bisa menjadi rujukan adalah tulisan mengenai mengenai dinamika hubungan yang berubah antara gerakan agraria dan gerakan lingkungan di Indonesia setelah jatuhnya rezim otoritarian Soeharto pada tahun 1998. Tulisan ini dikerjakan oleh Nancy Lee Peluso, Suraya Affif, dan Noer Fauzi Rachman berjudul: “Claiming the Grounds for Reform: Agrarian and Environmental Movements in Indonesia."

Setiap buku punya kisah di balik layar. Demikian pula buku ini yang mendapat kata pengantar dari Henry Bernstein dan Terence J. Byres. Bukan tanpa maksud, penerbitan buku ini sekaligus juga menandai tahun saat Bernstein dan Byres mengundurkan diri dari meja redaksi Journal of Peasant Studies dan Journal of Agrarian Change yang telah mereka gawangi selama 56 tahun. Dalam kata pengantarnya, mereka berdua menuliskan bahwa buku ini adalah sumbangan yang sangat penting dalam rangka memahami gerakan agraria transnasional dalam kondisi globalisasi neoliberal di masa kini.

Untuk sementara memang buku ini belum bisa diperoleh dalam bahasa Indonesia. Namun, harap bersabar karena proses penerjemahannya tengah berlangsung. Dan Sajogyo Institute (SAINS), Bogor yang telah mengantongi ijin penerjemahannya akan segera menerbitkannya.

2 komentar:

  1. semoga edisi dalam bahasa Indonesia lekas terbit

    BalasHapus
  2. Buku ini diindonesiakan oleh Vica Tri Septianty dengan judul Gerakan-Gerakan Agraria Transnasional, diterbitkan oleh Sajogyo Institute, Bogor, bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional dan Karsa, Yogyakarta. Ia akan dilaunching bulan Maret 2011 ini di Bogor.
    Salam,
    Luthfi

    BalasHapus