Anda sudah selesai membaca sebuah karya tentang studi agraria? Tuliskan kembali ringkasan bacaan Anda dan kirimkan ke : studiagraria@gmail.com. Kami akan memuatnya di situs ini. Dan, mari kita membicarakannya.

Rabu, 17 Maret 2010

La Via Campesina: Globalization and the Power of Peasant

Karya: Annette Aurélie Desmarais
Penerbit: Pluto Press, London, 2007
Tebal: 238

Penyumbang Naskah: Elisabet Tata

Buku ini merupakan studi pertama mengenai perjalanan La Via Campesina, sebuah gerakan transnasional kaum tani dalam menghadapi globalisasi ekonomi. Kaum tani yang dimaksud di sini didefinisikan sebagai produsen pertanian dalam skala menengah dan kecil, buruh tani yang tak memiliki tanah, perempuan pedesaan, masyarakat adat, kaum muda desa dan pekerja pertanian lainnya.

Dipelopori oleh gerakan kaum tani di Amerika Tengah, Selatan dan Utara, serta kelompok petani di Eropa, La Via Campesina dibentuk secara formal pada tahun 1993. Kini gerakan ini beranggotakan 149 kelompok petani yang tersebar di 56 negara di berbagai benua Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika.

La Via Campesina memiliki tujuan utama yakni membangun solidaritas dan kesatuan antar organisasi petani kecil untuk mempromosikan keseimbangan gender dan keadilan sosial dalam hubungan ekonomi yang adil, ketersediaan lahan, air, benih dan sumber daya alam lainnya; kedaulatan pangan; produksi pertanian yang berkelanjutan yang berpijak pada produser skala menengah dan kecil.

Dalam bukunya, Desmarais menjelaskan bagaimana kaum tani berusaha untuk bisa terus bertahan hidup di era ekonomi pertanian global yang bercirikan perdagangan liberal dan munculnya perusahaan transnasional yang melakukan komodifikasi terhadap lahan, benih dan buruh.

Desmarais menyatakan bahwa inti dari perjuangan La Via Campesina adalah “kedaulatan pangan” – hak masyarakat untuk mendefinisikan kebijakan pertanian dan pangan. Artikulasi dan mobilisasi konsep ini menegaskan munculnya konflik akibat adanya dua cara pandang dunia yang berbeda. Di satu sisi, melihat dunia sebagai a corporate driven (disetir oleh perusahaan swasta raksasa), suatu perspektif neoliberal yang melihat pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi yang lain, semata-mata sebagai suatu barang dagangan (komoditi). Pandangan lain melihat dunia sebagai “sebuah model pembangunan pedesaan yang diyakini lebih manusiawi karena berlandaskan pada penemuan kembali etika pembangunan yang berangkat dari budaya produktif dan pekerjaan produktif keluarga petani”.

Buku ini terdiri dari tujuh bab. Bab pertama, berisi ringkasan kemunculan La Via Campesina di awal 1990an dan bagaimana gerakan ini menempatkan diri dalam konteks aktivitas masyarakat sipil yang lebih luas dengan isu reforma agraria dan politik pedesaan. Bab dua, menerangkan tentang praktik-praktik modernisasi pertanian, termasuk dominasi agribisnis masa kini terhadap tahap-tahap penting dan sumberdaya siklus produksi. Hasil dari praktik-praktik semacam ini adalah petani tersingkirkan dari perannya sebagai penjaga tanah.

Bab tiga, menggambarkan kemunculan La Via Campesina sendiri secara nyata. Bukan proses yang mudah, karena kaum tani yang adalah kaum marjinal harus menghadapi tantangan yang tak mudah ketika harus berbicara atas nama mereka sendiri. Bab empat, memfokuskan pada WTO dan menggarisbawahi kritik-kritik La Via Campesina secara detil dan mengidentifikasi bagaimana perbedaan-perbedaan ini berhadapan dengan agenda kaum reformis yang berasal dari organisasi petani yang lebih konservatif.

Bab lima, merefleksikan adanya upaya saling memengaruhi antara global dan lokal, yang sebagaimana ditunjukkan oleh Desmarais, menghasilkan dinamika yang menakjubkan. Sejalan dengan kekuasaan atas kebijakan pertanian yang ditransfer dari negara ke tingkat global, maka organisasi petani harus pula aktif di tingkat global. Dan pada saat yang bersamaan, aktivitas global memiliki efek berupa pola konsolidasi organisasi dan komunikasi di tingkat lokal.

Bab enam, memfokuskan pada “strategi gerakan untuk menjawab persoalan ketidaksetaraan gender dan perbedaan daerah” dengan mempertimbangkan adanya perbedaan tradisi dalam organisasi sosial di antara, misalnya Amerika Latin – yang sangat aktif – dan Asia – yang kurang aktif . Kondisi ini menjadi dasar bagi La Via Campesina untuk menciptakan struktur partisipatoris yang khas.

Bab tujuh, menggambarkan pengalaman La Via Campesina yang berisi perjalanan petani dalam merespon globalisasi, hubungan antara pertanian dan pembangunan, dan gerakan sosial lintas negara secara umum.

Jika ingin memahami lebih lanjut dan mengetahui situasi organisasi La Via Campesina terkini, silakan berkunjung ke situsnya di sini.

La Via Campesina memiliki kantor sekretariat yang terbagi seturut wilayah administratif organisasi. Kantor Sekretariat Serikat Petani Indonesia di Jakarta terpilih sebagai kantor sekretariat untuk wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur. Sekretariat ini mengurus 12 anggota yang terdiri dari organisasi-organisasi para petani di berbagai negara di Asia Tenggara dan Asia Timur. Henry Saragih, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia adalah juga Koordinator Umum La Via Campesina. Dan karenanya kantor sekretariat di Jakarta ini sekaligus juga adalah kantor sekretariat internasional La Via Campesina.

Saat ini Serikat Petani Indonesia tengah mengerjakan penerjemahan dan akan menerbitkan buku La Via Campesina ini dalam bahasa Indonesia.

Tentang Penulis

Profesor Doktor Annette Aurélie Desmarais sebenarnya adalah seorang petani biasa di Kanada. Perkenalannya dengan La Via Campesina terjadi ketika ia – sebagai koordinator Oxfam - sedang mengerjakan suatu proyek yang terkait dengan organisasi-organisasi mitra Oxfam, salah satunya adalah La Via Campesina. Desmarais kemudian bergabung dengan La Via Campesina dan menjadi asisten teknis. Keterlibatannya secara langsung dan intensif dalam gerakan membuatnya mampu menuliskan kajian tentang perjalanan gerakan La Via Campesina dengan sangat detil. Desmarais juga melakukan wawancara dengan para tokoh La Via Campesina yang tersebar di empat benua. Kini selain mengajar Kajian Keadilan Justice Studies di Universitas Regina Kanada, Desmarais juga adalah anggota Dewan Penasehat Internasional untuk Journal of Peasant Studies. Di Jurnal yang sama pula Desmarais pernah meraih Eric Wolf Prize.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar